KISMIS365- "Jangan lupa datang ke apartemen ku pada tahun baru nanti ya Bu!". Kata-kata ini adalah kata-kata terakhir diriku kepada ibuku pada hari Kamis 27 December 2012 sebelum aku meninggalkan Rumah orang tuaku dan pergi menuju sebuah Apartemen dimana aku akan mulai tinggal mandiri untuk sekarang dan kedepannya.
Perkenalkan, Aku Diana Susianti. Seorang Siswi Universitas Tokyo dengan kepopuleritasan dari bidang akademik. Ya, Aku tahu aku adalah Siswi yang cemerlang dan jenius hehehe. Maaf kalau aku terdengar sombong, Tapi memang kenyataannya seperti itu.
Aku juga berasal dari Keluarga Blasteran Kalimantan (Ibu) dan Jepang (Ayah) yang dimana orang tuaku ini cukup terpandang karena status kewarganegaraan mereka yang lumayan tinggi. Kami tiga bersaudara, Kakak ku yang sudah meninggal, Aku yang Cemerlang, serta adikku yang saat ini sedang berada dirumah sakit untuk menjalani Riwayat Medisnya.
Keluargaku memang Memiliki Rumah indah, dan semua keinginan ku bisa terkabuli dengan sangat cepat dan hal ini memang menjadi idaman semua orang tentunya. Jujur saja, aku sangat bersyukur Namun, aku tidak mau selalu hidup bersama keluarga ku, aku ingin melihat dunia dan berjalan diatas bumi ini secara bebas, Itulah alasanku menyewa sebuah kamar apartemen kecil nomor 303 didaerah Universitasku.
Tepat pada tanggal 27 December aku akan mulai hidup sendiri di Apartemen ku. Oh iya, mungkin ini akan diluar topik tapi aku juga sangat mencintai kebersihan dan kerapihan, maka dari itu, aku bisa dengan santai berjam-jam untuk membersihkan kamarku hingga tidak ada sedikitpun debu yang menempel.
KEBERSIHAN NOMOR SATU DIHIDUPKU
Aku memang gila dengan kebersihan, ku bisa sangat mengamuk bahkan murka jika ada sesuatu yang sangat kotor dihadapanku dan tidak ada sedikitpun yang menganggap hal tersebut kotor. Seperti kakak ku yang saat itu pernah menumpahkan Snack dan juga Minuman Kemasan yang sangat lengket diatas meja putihku, Alhasil ku mencari kesempatan untuk mendorongnya dari tangga lantai 2 rumah kami hingga ternyata kakakku mengalami pendarahan otak yang membuatnya Koma hingga 1 bulan dan berakhir meninggal. Ya, ku hanya berkata kepada Orang Tuaku bahwa kakakku kepeleset dan jatuh.
Balik lagi, aku sengaja mengambil Kamar Apartemen yang cukup kecil karena menurutku, aku bisa lebih menghemat waktu sambil ku belajar untuk ujian-ujian ku. Aku akan bisa memotong waktu bersih-bersih hingga 50% sejak ku masuk ke Kamar Apartemen ini, artinya, jika ku biasa membersihkan kamarku selama 2 jam penuh, aku hanya perlu membersihkan kamarku dalam waktu jam saja dengan hasil yang sama atau bahkan lebih bersih.
Namun tidak setiap hari kulalui dengan nyaman, misalkan saja pada tanggal 31 December, dimana Ibuku akan berkunjung dan merayakan Tahun baru bersama ku, Jiwa Kakakku yang entah sejak kapan selalu berterbangan disekelilingku dan aku sangat ingin adik aku mengikuti acara ini Namun Adik kesayanganku tidak bisa ikut untuk merayakan Tahun baru bersama Tahun ini karena masih perawatan.
Sebenarnya Acara yang kami lakukan juga cukup singkat dan tidak semewah biasanya, karena kami hanya minum dan makan serta membicarakan hal-hal yang kurang menarik seperti Ayah yang belakangan ini katanya sering sekali memimpikan seseorang bernama Da Ji dan sering memanggil-manggil nama yang menurut Ibu, kemungkinan besar dia adalah Wanita yang ditemui oleh Ayahnya beberapa waktu lalu di Bar.
Dan Menceritakan betapa kesepian Ibuku sejak diriku pergi meninggalkan rumah dan mulai pindah ke P̸̡̢͍̯̞̖̘̪̦̱̣̺̬̤͓̝̞͓̠̼͈̲͎͖̬͓̌͗͌͑̈́̊̄̅̐͗͘͜͜͝͝͝͝ę̵̢̧̖̙̦̜̰̖̗̱̟̻͖͍͚̞̙̘̳͙͖̩̞͐̌̀̓̔̄̀͛͑̌̿́̊͂̿̚ň̶̦͓̩̂͂̊̈́̎̋̉̉͛̾͂̑͆͗͌̔̎̏̚̚j̵̡̢̨̯͕̝̫͈̘̝̻̪̠̥̫̮̰̯͔̪̹̺̳͎̪̖̻̉̾́̔̿̋͑̚ͅã̶̠̥̟͚̗̇̔̈̊̑͘̚ŗ̶̞̮̩͚̣͈̺͉͖̺͇̤̫̥͚͙̯̞̰̝̼͛̀̔̎̔̎̊̈́̌̔̕͘͜͜ͅa̶̢̛͙̦͉̥͇̫̦̰̦͕͈̬̖͓̰̫̺̩̓̀̐̏̂̊̃̽̓͊̌̄̔͗̔̑̀̌̈́̍͛̓͛͗͜͠͝ͅ Apartemen. Jujur saja, aku memang sempat merasakan hal yang sama sejak hari pertama menginjakan kaki di Kamar Apartemen ku, tapi perlahan-laham ku berpikir bahwa memang harus seperti ini jika aku ingin lebih berkembang.
Hanya beberapa jam kami bertemu, Ibu sudah harus kembali kerumah untuk menyiapkan makan malam untuk Ayah dan tidak lama setelah aku mengantar Ibu pulang, ada seorang tetangga lelakiku yang menghampiriku dan mengucapkan "明けましておめでとう / Akemashite Omedetou" Atau dalam Bahasa Indonesianya adalah "Selamat Tahun baru". Lelaki tidak dikenal ini cukup tampan sebenarnya, namun tangannya kirinya penuh dengan luka lebam seakan dirinya sering memukuli orang, atau mungkin sering disakiti seseorang. Aku sempat mengajaknya untuk menghabiskan beberapa makanan dan minuman dikamar Apartemen ku namun dia menolak karena menurutnya itu akan berbahaya jika saja seseorang melihatnya. Aku tidak bisa memaksa dan langsung mengucapkan selamat Malan dan semoga bertemu lagi dilain hari kepadanya.
Namun, Semenjak Dirinya menghampiriku, entah mengapa aku merasakan perasaan yang aneh, Perasaan yang membuat sekujur tubuhku... Bergertar.
KAMAR 303 YANG BEGITU DINGIN DAN PANAS
Semenjak pertama kali aku bertemu dengan Lelaki itu, entah mengapa aku memiliki perasaan yang sangat..... sangat..... kotor yang membuat ku gatal sepanjang hari. Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan. Berhari-hari ku merasakan Gatal yang sangat Extreme di sekujur tubuhku setiap teringat atau terbayang akan paras dari Lelaki itu. Tidak pernah aku merasa sekotor ini dan sebenci ini kepada seseorang yang telah membuat diriku kotor. Ini bukanlah kotor noda atau apapun yang dapat dengan mudah dibersihkan, Ini adalah hal terkotor yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Aku tidak mengetahui cara membersihkan hal kotor semacam ini,
Ehh... Mungkin aku tahu. Sebenarnya ini sama seperti membersihkan sesuatu yang kotor. Singkirkan dahulu Penyebabnya dan mulai bersihkan sisanya. Mungkin kalian sudah bisa menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya kan.
Hari ini tanggal 12 Januari, Hari dimana aku akan terbebas dari rasa kotor yang telah menempel dikulitku bahkan dihatiku setelah Seminggu 2 Hari 9 Jam 25 menit dan 34 Detik setelah aku merasakan Gatal yang mulai menyebar secara menyeluruh disetiap tubuhku ini.
Aku menemuinya di Kantin untuk mengajaknya berbincang dan sedikit demi sedikit mendekatinya. Aku rasa aku sangat bersyukur bisa terlahir sebagai perempuan saat ini. Setelah lama kami berbincang dan kami berjalan-jalan disekitar Lapangan, aku mulai frontal dan menghasut dirinya untuk minum dan makan sedikit dikamarku sambil berbincang-bincang. Kenapa kau tiba-tiba Frontal? AKU SUDAH TIDAK TAHAN DENGAN KEGATALAN YANG SEAKAN MENGGEROGOTI TUBUHKU INI!!!
Aku Menariknya secara diam-diam kekamar ku dan mencari jalan agar kami tidak tertangkap basah oleh orang-orang disekitar kamu dan sesampainya dikamar, aku mulai melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak pernah kusangka akan kulakukan seumur hidupku. Namun aku sudah benar-benar diambang Kematian karena perasaan menjijikan dan kotor yang terus mengguncang kepalaku hingga ingin pecah ini.
Ku mulai melepas kain-kain yang menempel pada tubuhku dan menyuruhnya untuk melakukan hal yang sama. Aku selalu memintanya untuk mengikuti perkataan ku saat ini sehingga secara tidak sadar dia akan mulai terpengaruh dengan setiap kata-kataku dan mulai mengikuti setiap perkataanku tanpa berpikir panjang dibarengi dengan melakukan goncangan-goncangan kepada tubuhnya seperti menciumnya, memeluknya, dan gerakan-gerakan keras yang membuat pikirannya tidak bisa lepas fokus dari semua rangsangan tersebut.
Perlahan-lahan saat ku menemukan spot dan momen terbaik, aku langsung mengambil garpu yang sudah duselipkan dibawah Selipan Antara kasur dan Ranjang lalu disaat dia benar-benar sedang fokus dengan perasaannya yang bahkan tidak bisa kurasakan sama sekali, aku langsung memukul tengkuk lehernya dimana disanalah Ototnya berada dan membuatnya pingsan saat itu juga. Aku ingin membunuhnya saat itu juga karena kermurkaanku yang bisa dibilang sudah htidak terkenadali lagi, namun aku menrasakan perasaan yang sangat memuaskan dan tidak pernah aku rasakan sebelumnya seumur hidupku.
Aku mencoba untuk memukul kepalanya hingga berdarah, dan rasa puas mulai menggelora didalam jiwa ku. Ternyata inilah rasanya terangsang secara Jiwa dan Raga. Semua rasa gatal ditubuhku rasanya hilang semua dan pikiranku kembali jernih seperti biasa. Tapi aku merasa belum puas dan aku meneruskan dengan sangat perlahan-lahan seperti jika kamu menyantap sebuah makanan dan tidak ingin makanan tersbut cepat habis.
Ku mulai menyayat sayat kulit perlahan-lahan dan memperhatikan darah yang mulai keluar secara perlahan. Tidak hanya itu, aku sadar bahwa lelaki ini masih Hidup dan sebentar lagi akan terbangun dari Pingsannya, magha dari itu aku menyayat Lehernya dan menarik pita suaranya agar dirinya akan susah mengeluarkan suara. sesaat setelah itu, disaat dirinya terbangun, aku mematahkan kedua kakinya dan saat dia mencoba teriak, terlihat banyak darah tersembur keluar dari leher dan mulutnya. Kau tau, ini seperti melihat air mancur ditaman yang indah.
Setiap lelaki ini merangkak dan mencoba berbicara, darah akan terus tersembur ke egala penjuru ruangan dan kulihat perlahan-lahan tubuhku menjadi berwarna merah dan kurasa darah inilah yang menyembuhkan semua rasa gatal di tubuhku ini.
Ku bisa mendengar seorang lelaku tertawa dibelakang ku, ya, aku mengenal suara ini. Dia kakak ku. Lagi-lagi aku bisa melihat Arwah dari Kakakku yang sudah meninggal. Aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas, semua kata-katanya terdengar sangat "Buram". Tapi beberapa saat aku sempat dengan jelas mendengar bahwa dia berkata "Kematian..." "Benar-benar...." "Sudah didepan mata....". Dirinya terus berkata seperti itu tanpa henti dan sesekali tertawa terbahak-bahak.
Aku murka dan terus berusaha menusuk dirinya menggunakan Garpu bekas diriku menyiksa Lelaki tampan yang tidak beruntung itu, namun sebanyak aku melancarkan tusukanku, Arwah tersebut dengan sangat mudah menepis dan menghindar dari seranganku meskipun dia tahu bahwa dirinya ditusukpun tidak bisa. Seakan kakakku mengatakan padaku, "Bahkan Hantu saja tidak bisa kau tusuk dengan mudah, Kau bukanlah apa-apa".
Aku merasa aku hanya membuang-buang waktu dan tidak lama kemudian, terdengar seorang wanita teriak histeris dari balik Pintu Kamarku. dan seketika gerombolan orang yang terlihat seperti satpam dan Polisi memasuki kamarku dan menodongku dengan pistol dan senjata berat lainnya.
Lagi dan Lagi, ku mendengar Kakak Ku Tertawa terbahak-bahak dan berkata dengan sangat jelas kali ini.
"Bangunlah, Kau sudah Tamat. Ayo bertemu dan rasakan Neraka yang takkan pernah kamu rasakan."
- SELESAI -