Namaku Merry, Aku sudah berada di depan Gerbang Rumah mu

Kismis365 - Di balik keheningan malam di desa kecil di pinggiran Kyoto, terdapat sebuah rumah tua yang telah lama ditinggalkan oleh penduduknya. Rumor-rumor misterius telah mengelilingi rumah itu selama bertahun-tahun, dan tak seorang pun di desa itu berani mendekati tempat itu setelah matahari terbenam. Kisah yang melibatkan sebuah boneka hantu bernama Merry menjadi pusat perhatian para penasaran.

Cerita ini dimulai pada abad ke-19, ketika seorang gadis muda berketurunan Belanda bernama Merry Roger tinggal di rumah itu bersama keluarganya. Keluarga Roger merupakan orang-orang terkemuka di desa, dan Merry adalah seorang gadis yang ceria dan ramah. Salah satu benda kesayangannya adalah sebuah boneka kayu yang ia namai Merry, sama seperti dirinya.

Suatu hari, Merry diundang oleh teman-temannya untuk bermain di danau dekat desa mereka. Cuaca cerah, dan anak-anak pun bersenang-senang. Namun, nasib buruk menimpa Merry saat ia terperosok ke dalam danau dalam sebuah insiden tragis. Gadis itu tenggelam, dan tubuhnya tidak pernah ditemukan.

Setelah kepergian Merry, rumah keluarga Roger menjadi sunyi dan suram. Boneka Merry yang dulu ceria dan penuh warna, kini terabaikan di sudut kamar Merry. Suasana di rumah itu berubah drastis, dan para tetangga merasakan kehadiran sesuatu yang tak terlihat namun menakutkan.

Beberapa tahun kemudian, sebuah keluarga pindah ke rumah itu. Mereka tidak menyadari kisah tragis di balik rumah tersebut. Keluarga itu memiliki seorang anak kecil perempuan yang penasaran dengan boneka tua di kamar atas. Saat malam tiba, mereka mulai mendengar suara gadis kecil yang menangis dan berteriak di dalam rumah. Lantai terasa becek di bawah kaki mereka, meskipun tak hujan atau genangan air di sekitar.

Kejadian serupa terulang setiap kali keluarga baru pindah ke rumah itu. Boneka Merry, yang seakan hidup, memindahkan dirinya sendiri ke pemilik baru setelah mereka mengambilnya. Suara gadis kecil yang menangis selalu mengikuti, dan lantai rumah selalu terasa becek.

Tentu saja, masyarakat desa menjadi semakin takut dan mengisolasi rumah itu dari sisa komunitas. Cerita tentang boneka Merry menyebar di kalangan warga, dan beberapa bahkan mengklaim melihat bayangan Merry di malam hari, bergerak di antara pepohonan di halaman belakang.

Seorang peneliti paranormal muda, Hiroshi, tertarik dengan kisah ini. Dia mendengar cerita-cerita itu dari neneknya dan memutuskan untuk menyelidiki rumah itu sendiri. Dengan penuh tekad, Hiroshi memasuki rumah berhantu itu pada malam yang gelap.

Saat Hiroshi menyelidiki setiap sudut rumah yang gelap, ia merasa kehadiran sesuatu yang tidak terlihat. Dingin melanda tulang belulangnya saat ia mendekati kamar atas, di mana boneka Merry tergeletak di sebuah kursi. Suasana semakin mencekam, dan Hiroshi merasa seolah-olah ada mata yang memperhatikannya.

Tiba-tiba, suara gadis kecil yang menangis menggema di sekitar ruangan. Lantai terasa becek di bawah kakinya. Hiroshi mencoba mempertahankan ketenangannya, tetapi rasa takut mulai menyusup ke dalam dirinya. Boneka Merry yang seakan-akan berpindah sendiri ke arahnya.

"Hentikan!" seru Hiroshi dengan nada tegas. "Apa yang kau inginkan?"

Suara gadis kecil terdengar merdu, "Aku ingin pulang. Aku ingin pulang, tapi aku tak bisa."

Hiroshi dengan hati-hati mendekati boneka itu. Dalam kegelapan, mata boneka Merry bersinar redup. Suara gadis kecil itu mulai menceritakan kisahnya yang tragis, tentang bagaimana dia kehilangan nyawanya di danau di dekat sini.

Hiroshi yang memiliki kepekaan terhadap dunia roh tahu bahwa Merry tidak berbahaya. Sebaliknya, ia merasa kasihan pada roh kecil yang terjebak di dunia ini. Setelah mendengarkan ceritanya, Hiroshi berjanji akan membantu Merry menemukan kedamaian.

Dengan bantuan seorang ahli spiritual, Hiroshi mengadakan sebuah upacara untuk memberikan kedamaian pada roh Merry. Setelah upacara itu, suasana di sekitar rumah itu mulai mereda. Suara gadis kecil yang menangis menghilang, dan lantai yang sebelumnya terasa becek kini kembali normal.

Masyarakat desa mulai melepaskan ketakutan mereka terhadap rumah itu. Hiroshi menjelaskan bahwa Merry hanya mencari kedamaian dan ingin kembali ke rumahnya. Sejak saat itu, tidak ada lagi keluarga yang pindah ke rumah tersebut, dan boneka Merry tidak pernah berpindah lagi.

Hiroshi membantu Merry untuk menemukan kedamaian, dan roh kecil itu akhirnya dapat beristirahat dengan tenang. Rumah tua di pinggiran Kyoto pun tidak lagi menyimpan kisah misteri yang menakutkan. Namun, ketika malam tiba, beberapa orang mengaku masih bisa mendengar suara gadis kecil yang bersenandung di angin malam. Sebuah lantunan yang merdu, membawa pesan damai dan cinta dari Merry yang selalu dikenang oleh mereka yang pernah mendengarnya.